Thursday, October 20, 2016

menginap di rumah eyang ngatemun



Kau sudah merasa terlalu capek untuk meneruskan perjalanan.  Karena itu mungkin nggak ada salahnya menginap di rumah orang ini. Apalagi katanya disana itu angker. Sedikit percaya , mungkin orang ini bisa melindungi kalian.
Maka kamu, Lidya , Ani ,Doni, Budi , dan sekitar 8 anak yg lainnya memutuskan menerima tawaran Pak Ngatemun,   setelah berdebat cukup sengit dengan Lukman dan Pardil , sebagai ketua kelas, yang ngotot meneruskan perjalanan. Karena merasa nggak percaya , bahkan sebagian curiga kepada Pak Ngatemun. Mereka diikuti oleh Febri, Intan , dan sekitar 10 yg lainnya.
Ketika mereka sudah tampak cukup jauh , kauperhatikan Febri melambaikan tangan kepada kalian ,
“hati hati yaa disanaa “  teriak Lidya
“iyaaa…. Kalian juga yaa “ jawab Intan dari seberang
Kemudian sampailah kalian disebuah rumah yang sangat besar, mungkin ini rumah vila peninggalan zaman belanda ,  yang ditinggali oleh pak ngatemun ini. Semakin menarik ketika masuk kedalamnya ,  banyak sekali benda benda keramat semacam keris, baju zirah prajurit, selendang, dsb. Ditaruh disekitar dinding.
“waahh…. Ini sih , sama aja kita wisata sejarah “ gumam Lidya
“kamu tertarik ya ?   kalo aku sih iya , sangat suka sejarah ..   Apalagi sejarah cinta kita berdua “  celetuk Doni.
“oke , kalo gitu catet yaa ,   tulis hari ini , tanggal ini , tahun ini, adalah hari bersejarah ,  putusnya ikatan cinta antara kita “    ujar Lidya ketus.
“itu fakta sejarah yang keliru “   sahut Doni cuek.    “cinta antara kita berdua akan abadi selamanya”  ujarnya percaya diri.
“tau ah , terserah kamu aja deh “ Lidya kesal sambil melengos dan berlalu.
Pak Ngatemun memberikan beberapa tikar yang lusuh dan kumal,  menyuruh kalian menggelarnya ,  dengan syarat , cowo dan cewe harus dipisah.
“maaf pak , tapi , kami udah bawa tikar sendiri kok “ tolak ani
“kalian harus pakai tikar dari aku,   yang sudah aku jampi mantra, agar makhluk makhluk halus tidak berani mengganggu kalian “ kata Pak Ngatemun.
“oh ya ?  apa disini banyak makhluk halus ? “  celetuk Lidya bernada meremehkan.
“kalian jangan panggil aku pak ,  panggil aku eyang ,  sebentar lagi malam,  aku harus persiapkan kemenyan dan sesaji agar tidak ada yang mengganggu kalian.   Sebagai pendatang , bersikaplah sopan “   nasehat eyang ngatemun serius.
Setelah itu ,  orang itupun berlalu.
Kalian ngobrol dengan santai hingga menjelang malam,  sambil minum kopi dan ngemil. Cukup nyaman suasana disini. Sayangnya, ketika hari sudah mulai gelap , nggak ada lampu . Hanya semacam damar cempluk (yakni semacam lilin yang menggunakan minyak) , Tentu saja suasananya menjadi sangat temaram remang remang. .Sangat sepi suasananya , tanpa lampu, tanpa tivi.
Saat jam kuno di dinding rumah Pak Ngatemun menunjukkan waktu pukul 10 malam , hanya tinggal kamu, Lidya , dan Ani yang masih ngobrol, sementara yang lainnya sudah pada tidur semua.   Si Doni asik berbincang bincang dengan Eyang Ngatemun di ruang tengah ,   sementara Si budi duduk sendirian melamun di pojok rumah ,  mungkin masih memikirkan sesuatu disebabkan putusnya hubungan dia dengan Febriana.
Tiba tiba Budi bertingkah aneh , dan berbicara nggak jelas.  Suaranya berubah seperti serak dan nggak wajar.  Tubuhnya mengejang, dan sorot matanya berubah menakutkan.
“Muun ….  Opo iki iwak kanggo akuuu , muun ? “ gumam budi  .(apakah ini daging untukku , muun ? )
Pak Ngatemun dengan sigap segera menghampirinya. Mempersiapkan banyak perlengkapan seperti kemenyan , dupa, sesaji , dsb.  Pak Ngatemun bilang , Si Budi kerasukan suatu makhluk jahat.
Kalian berempat diminta untuk menunggu diluar , sementara ritual dilakukan didalam.    Kalian menunggu dengan sangat cemas dan khawatir.
“dari bahasanya , seperti sedang meminta tumbal ,  aku jadi curiga dengan Pak Ngatemun , jangan jangan bersekongkol dengan makhluk itu “   duga Lidya berbisik,   sambil menguping ucapan Pak Ngatemun didalam.
“jangan gitu Lid ,  justru pak Ngatemun itu mau nolong kita kok. “ jawab Doni
“ah , sudahlah , pokoknya aku merasa ada yg nggak beres dirumah ini.  Aku mau lari ke kemah anak anak aja . Ayo siapa yg mau anterin ? “ ajak Lidya.
Doni dan Ani menggelengkan kepala , mungkin heran dengan kenekatan Lidya , malam malam gelap gini mau menerobos hutan kayak gini.
Sekarang Lidya menatapmu dalam dalam.
Sebenarnya kamu nggak curiga pada Pak Ngatemun , dan berusaha menjelaskan kalo mungkin ia orang baik . Namun Lidya dengan ngotot menolak semua penjelasanmu. Dan untuk membiarkan cewe seperti dia sendirian di hutan, tetap saja kamu nggak tega
     maka tentukan pilihanmu,
     jika kau mengantar Lidya kabur menuju tenda di hutan ,  maka klik ... http://pilihjalanmusendiri.blogspot.co.id/2016/10/kelapa-tertawa-kau-sangat-membenarkan.html
         ....
   tapi jika kau ingin tetap di teras rumah ini,  maka klik link ....    http://pilihjalanmusendiri.blogspot.co.id/2016/10/rumah-yang-mencekam-apa-yang-harus.html

No comments:

Post a Comment